Kamis, 16 Oktober 2014

Ciri-ciri organisasi Dan Unsur-unsur organisasi

Ciri-ciri organisasi
sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
Hubungan antar anggotanya tidak langsung (impersonal).pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.

Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.

dari ciri ciri diatas kita bias membedakan mana yang  dapat disebut organisasi dan mana yg tidak dapat disebut organisasi.

Unsur – Unsur Organisasi
Unsur dasar yang membentuk suatu organisasi terdiri dari :
1. Anggota organisasi.
Yaitu, Orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi, membentuk organisasi serta terlibat dalam beberapa kegiatan primer. Orang-orang ini terlibat juga dalam kegiatan pemikiran-pemikiran yang meliputi konsep-konsep, pemecahan masalah, dan pembentukan gagasan. Mereka juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia lainnya yang bukan aspek intelektual. Mereka juga terlibat dalam kegiatan self-moving (mencakup kegiatan fisik). Dan mereka terlibat juga dalam kegiatan elektrokimia yang mencakup brain synaps (daerah kontak otak tempat impuls saraf ditransmisikan hanya ke satu arah).
2. Pekerjaan dalam organisasi
Pekerjaan ini terdiri dari tugas-tugas formal dan tugas-tugas informal. Tugas-tuguas ini menghasilkan produk dan memberikan pelyanan organisasi. Pekerjaan ini ditandai oleh tiga dimensi universal ;
Isi
Keperluan
Konteks
Praktik-praktik pengelolaan
 3.Stuktur Organisasi
Merujuk kepada hubungan-hubungan antara tugas-tugas yang dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi. Struktur organisasi di tentukan oleh tiga variable kunci :
Kompleksitas
Formalisasi
Sentralisasi
Pedoman Organisasi



Kamis, 24 Juli 2014

Menghayati Pancasila sebagai Pandangan Hidup Dalam Bermasyarakat dan Bernegara

Latar Belakang Masalah
Pandangan hidup adalah sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap orang, begitu juga dengan berbangsa dan bernegara. Suatu negara harus memiliki pandagan hidup agar negara tersebut dapat berdiri dengan kokoh dengan tujuan yang jelas.Indonesia memiliki Pancasila yang dibuat dengan tujuan agar masyarakatnya mengikuti setiap nilai-nilai yang terdapat didalam Pancasila. Tidak hanya untuk diikuti tapi juga diterapkan dan dijadikan sebagai dasar dan pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka masalah yang muncul kemudian adalah:
1.      Gejala-gejala apa saja yang akan timbul apabila kita menyikapi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
2.      Apa pengaruh Pancasila dalam kehidupan bermaysrakat?

Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan baru yang mendasar dan menyeluruh mengenai cara memahami dan menyadari pentingnya nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dan bersikap positif terhadap nilai-nilai luhur itu dalam kehidupan sehari-hari.


 PEMBAHASAN
Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Kehidupan berbangsa pada dasarnya adalah cara hidup berbangsa. Dalam hal ini, merujuk pada cara hidup yang menampilkan perilaku membina, memperbaiki, dan membangun bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Adapun tantangan hidup berbangsa, yang datang dari dalam bangsa Indonesia sendiri, antara lain adalah munculnya gejala seperti:
·         Kecenderungan mementingkan kelompok sendiri (primordialisme),
·         Lunturnya sikap cinta tanah air dan cinta bangsa sendiri; menipisnya solidaritas dengan sesame warga sebangsa.
Sedangkan ancaman hidup berbangsa, yang datang dari luar bangsa Indonesia, antara lain adalah munculnya gejala seperti:
a.       Derasnya arus informasi dan budaya asing yang tidak sesuai dengan jati-diri budaya bangsa;
b.      Adanya upaya-upaya asing untuk memecah belah persatuan bangsa
c.       Adanya kejahatan lintas negara yang dapat merusak kehidupan bangsa seperti terorisme, narkoba, dan perdagangan manusia.
Tanpa identitas dan nilai-nilai bersama, bangsa Indonesia akan makin tercerai berai akibat makin menggejalanya sikap kesukuan (primordialisme) dan gempuran budaya asing.
            Identitas dan nilai-nilai bersama itulah yang disediakan oleh Pancasila. Melalui Pancasila, seluruh warga bangsa yang memiliki latar belakang beragam itu bisa menghayati kebersamaan.
            Kehidupan bernegara pada dasarnya adalah cara hidup bernegara. Dalam hal ini, merujuk pada cara hidup yang menampilkan perilaku membina, memperbaiki dan membangun negara berdasarkan Pancasila. Cara hidup seperti itu meliputi, antara lain kesediaan untuk:
a.       Menjaga dan mempertahankan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b.      Menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban sebagai warga negara;
c.       Berpartisipasi dalam berbagai proses dan tahapan penyelenggaraan negara secara bertanggung jawab.
Adapun tantangan hidup bernegara yang datang dari dalam negara Indonesia sendiri, antara lain adalah munculnya gejala, seperti:
·         Kecenderungan mementingkan daerah sendiri (regionalism/daerahisme);
·         Korupsi yang merajalela di berbagai sector kehidupan negara;
·         Masih rendahnya kesadaran hukum di kalangan penyelenggara negara maupun masyarakat;
Pancasila dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen sebagai dasar pengelolaan negara, baik melalui kegiatan pengelolaan negara yang dilakukan oleh penyelenggara negara maupun partisipasi warga negara.

 Pancasila Dalam Kehiduapan Bermasyarakat
            Masyarakat Indonesia ditandai oleh keanekaragaman, baik keanekaragaman yang bersifat vertical maupun horizontal.
            Keanekaragaman dalam dimensi vertical berarti keragaman masyarakat berdasarkan kekuasaan, dan ekonomi.
            Sedangkan keanekaragaman dalam dimensi horizontal berarti keragaman masyarakat berdasarkan budaya. Keanekaragaman masyarakat dalam dimensi horizontal ini sering disebut dengan istilah masyarakat majemuk.
            Konflik dalam masyarakat majemuk tak jarang menyangkut nilai-nilai dasar masyarakat. Dalam konflik semacam itu, para pelaku konflik umumnya melihat konflik sebagai ‘pertikaian habis-habisan’.
            Jadi, harus disadari bahawa kondisi keanekaragaman masyarakat Indonesia di satu sisi merupakan kekayaan; namun disisilain, potensial menimbulkan konflik. Bahkan, potensi tersebut telah berkali-kali muncul menjadi kenyataan.
            Keanekaragaman Indonesia ternyata berpotensi menimbulkan konflik. Pancasila berfungsi perlu didayagunakan. Dalam hal ini, Pancasila berisi nilai-nilai dasar sebagai landasan untuk mewujudkan kesatuan masyarakat.
            Pancasila perlu diresepkan oleh segenap warga masyarakat, sehingga mewarnai kehidupan konkret dalam bermasyarakat. Dengan begitu, kehidupan sehari-hari berbagai kelompok masyarakat makin menjauh dari kecenderungan alamiahnya, yaitu memupuk perasaan in-group, etnosentrisme, dan eksklusivme.
            Dengan demikian, meresepkan Pancasila berarti menyadari, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bersama di masyarakat, sesuai dengan tantangan zaman.
            Adapun tantangan yang cukup menonjol dalam kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini, sebagaimana bisa kita ketahui dari pemberitahuan media massa, terutama adalah lima hal berikut:
a.       Masih lemahnya kesediaan berbagai kelompok untuk menghargai keanekaragaman masyarakat;
b.      Adanya gejala pemaksaan kehendak oleh beberapa kelompok masyarakat kepada ;
kelompok lain, kadang melalui kekerasan dan tindakan anarkis;
c.       Masih kurangnya wadah untuk mewujudkan dialog dan kerja sama natarkelompok masyarakat demi terciptanya harmoni;
d.      Masih banyaknya kelompok masyarakat miskin dan pengangguran;
e.       Kepedulian sosial masyarakat kaya terhadap masyarakat miskin belum memadai, sehingga memunculkan kecemburuan sosial.
Kelima tantangan tersebut menjadi ujian bagi masyarakat Indonesia dalam meresapkan Pancasila.

PENUTUP
  Kesimpulan
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat tarik kesimpulan sebagai berikut:
Pancasila berfungsi sebagai paradigma pembanguan, yaitu sebagai acuan, kiblat dan pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan. Kehiduapan bernegara pada dasarnya adalah cara hidup berbangsa. Dalam hal ini, merujuk pada cara hidup yang menampilkan perilaku membina, memperbaiki, dan membangun bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Masyarakat Indonesia ditandai oleh keanekaragaman, baik itu keanekaragaman dalam dimensi vertical maupun horizontal

REFERENSI

Franz Magnis-Suseno. 2001. Kuasa dan Moral. Jakarta : Gramedia
A.M.W. Pranarka. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: CSIS
Sapto. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama



Prinsip Moral Untuk Membentuk Pribadi Yang Kuat

Latar Belakang Masalah
          Dengan berkembang pesatnya dunia teknologi dan di tuntut untuk menjadi pribadi yang intelektual, prinsip moral pun di perlukan untuk menjadikan pribadi yang kuat dan intelektual, moral merupakan ajaran baik atau buruk mengenai suatu perbuatan dan ide – ide mengenai tingkah laku hidup. Dengan demikian moral merupakan kendali dalam bertingkah laku. Seseorang dikatakan bermoral apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai – nilai norma yang di junjung tinggi oleh masyarakat. Nah permasalahan nya moral pada era sekarang era globalisasi ini telah menyimpang dari ajaran ‘  agama dan tingkah laku di masyarakat, sekarang cenderung mengikuti budaya – budaya  barat, di bandingkan dengan budaya indonesia yang bisa dikatakan unik dan beragam ini,

Pembahasan
          Bagaimana menjadikan pribadi yang kuat dan memiliki prinsip moral yang kuat?

 PRINSIP-PRINSIP MORAL DASAR
Pengertian Moral
Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti kebiasaan. Dalam kamus Umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut. Moral dalam istilah dipahami juga sebagai (1) prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk. (2) kemampuan untuk memahami perbedaan benar dan salah. (3) ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik.
Untuk mengukur tindakan manusia secara moral, Tolak ukurnya adalah Prinsip-Prinsip Moral Dasar, berikut ini adalah prinsip-prinsip dari moral dasar tersebut :

a. Prinsip Sikap Baik
Kesadaran inti utilitarisme ialah bahwa kita hendaknya jangan merugikan siapa saja, jadi bahwa sikap yang dituntut dari kita sebagai dasar dalam hubungan dengan siapa saja adalah sikap yang positif dan baik. Prinsip utilitarisme, bahwa kita harus mengusahakan akibat-akibat baik sebanyak mungkin dan mengusahakan untuk sedapat-dapatnya mencegah akibat-akibat buruk dari tindakan kita bagi siapa saja yang terkena olehnya memang hanya masuk akal, kalau sudah diandaikan bahwa kita harus bersikap baik terhadap orang lain.
Dengan demikian prinsip moral dasar pertama dapat kita sebut prinsip sikap baik. Prinsip itu mendahului dan mendasari semua prinsip moral lain. Baru atas tuntutan dasar ini semua tuntutan moral lain masuk akal. Kalau tidak diandaikan bahwa pada dasarnya kita harus bersikap positif terhadap orang lain.
Prinsip ini mempunyai arti yang amat besar bagi kehidupan manusia. Hanya karena prinsip itu memang kita resapi dan rupa-rupanya mempunyai dasar dalam struktur psikis manusia, kita dapat bertemu dengan orang yang belum kita kenal tanpa takut. Karena sikap dasar itu kita dapat mengandaikan bahwa orang lain tidak akan langsung mengancam atau merugikan kita. Karena sikap dasar itu kita selalu mengandaikan bahwa yang memerlukan alasan bukan sikap yang baik melainkan sikap yang buruk. Jadi yang biasa pada manusia bukan sikap memusuhi dan mau membunuh, melainkan sikap bersedia untuk menerima baik dan membantu. Oleh karena itu berulang kali kita dapat mengalami bahwa orang yang sama sekali tidak kita kenal, secara spontan tidak membantu kita dalam kesusahan. Andaikata tidak demikian, andaikata sikap dasar antar manusia adalah negatif, maka siapa saja harus kita curigai, bahkan kita pandang sebagai ancaman. Hubungan antar manusia akan mati.

b. Prinsip Keadilan
Masih ada prinsip lain yang tidak termuat dalam utilitarisme, yaitu prinsip keadilan. Bahwa keadilan tidak sama dengan sikap baik, dapat kita pahami pada sebuah contoh : untuk memberikan makanan kepada seorang ibu gelandangan yang menggendong anak, apakah saya boleh mengambil sebuah kotak susu dari sepermarket tanpa membayar, dengan pertimbangan bahwa kerugian itu amat kecil, sedangkan bagi ibu gelandangan itu sebuah kotak susu dapat berarti banyak baginya. Tetapi kecuali kalau betul-betul sama sekali tidak ada jalan lain untuk menjamin bahwa anak ibu itu dapat makan, kiranya kita harus mengatakan bahwa dengan segala maksud baik itu kita tetap tidak boleh mencuri. Mencuri melanggar hak milik pribadi dan dengan demikian keadilan. Berbuat baik dengan melanggar hak pihak ketiga tidak dibenarkan.
Hal yang sama dapat juga dirumuskan dengan lebih teoritis : Prinsip kebaikan hanya menegaskan agar kita bersikap baik terhadap siapa saja. Tetapi kemampuan manusia untuk bersikap baik secara hakiki terbatas, itu tidak hanya berlaku pada benda-benda materiil yang dibutuhkan orang : uang yang telah diberikannya kepada seseorang pengemis tidak dapat dibelanjakan bagi anak-anaknya sendiri; melainkan juga dalam hal perhatian dan cinta kasih : kemampuan untuk memberikan hati kita juga terbatas! Maka secara logis dibutuhkan prinsip tambahan yang menentukan bagaimana kebaikan yang merupakan barang langka itu harus dibagi. Prinsip itu prinsip keadilan.
Adil pada hakekatnya berarti bahwa kita memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. Dan karena pada hakekatnya semua orang sama nilainya sebagai manusia, maka tuntutan paling dasariah keadilan ialah perlakuan yang sama terhadap semua orang, tentu dalam situasi yang sama. Jadi prinsip keadilan mengungkapkan kewajiban untuk memberikan perlakuan yang sama dan untuk menghormati hak semua pihak yang bersangkutan. Suatu perlakuan yang tidak sama adalah tidak adil, kecuali dapat diperlihatkan mengapa ketidak samaan dapat dibenarkan (misalnya karena orang itu tidak membutuhkan bantuan). Suatu perlakuan tidak sama selalu perlu dibenarkan secara khusus, sedangkan perlakuan yang sama dengan sendirinya betul kecuali terdapat alasan-alasan khusus. Secara singkat keadilan menuntut agar kita jangan mau mencapai tujuan-tujuan, termasuk yang baik, dengan melanggar hak seseorang.




c. Prinsip Hormat Terhadap Diri Sendiri
Prinsip ini mengatakan bahwa kita wajib untuk selalu memperlakukan diri sebagai suatu yang bernilai pada dirinya sendiri. Prinsip ini berdasarkan faham bahwa manusia adalah person, pusat berpengertian dan berkehendak yang memiliki kebebasan dan suara hati, makhluk berakal budi. Oleh karena itu manusia tidak pernah boleh dianggap sebagai sarana semata-mata demi suatu tujuan yang lebih lanjut. Ia adalah tujuan yang bernilai pada dirinya sendiri, jadi nilainya bukan sekedar sebagai sarana untuk mencapai suatu maksud atau tujuan yang lebih jauh. Hal itu juga berlaku bagi kita sendiri. Maka manusia juga wajib untuk memperlakukan dirinya sendiri dengan hormat. Kita wajib menghormati martabat kita sendiri.
Prinsip ini mempunyai dua arah. Pertama dituntut agar kita tidak membiarkan diri diperas, diperalat, diperkosa atau diperbudak. Perlakuan semacam itu tidak wajar untuk kedua belah pihak, maka yang diperlakukan demikian jangan membiarkannya berlangsung begitu saja apabila ia dapat melawan. Kita mempunyai harga diri. Dipaksa untuk melakukan atau menyerahkan sesuatu tidak pernah wajar, karena berarti bahwa kehendak dan kebebasan eksistensial kita dianggap sepi. Kita diperlakukan sama seperti batu atau binatang. Hal itu juga berlaku apabila hubungan-hubungan pemerasan dan perbudakan dilakukan atas nama cinta kasih, oleh orang yang dekat dengan kita, seperti oleh orang tua atau suami. Kita berhak untuk menolak hubungan pemerasan, paksaan, pemerkosaan yang tidak pantas. Misalnya ada orang yang didatangi orang yang mengancam bahwa ia akan membunuh diri apabila dia itu tidak mau kawin dengannya, maka menurut hemat saya sebaiknya diberi jawaban “silahkan!” dengan resiko bahwa ia memang akan melalukannya (secara psikologis itu sangar tidak perlu dikhawatirkan; orang yang sungguh-sungguh untuk membunuh diri biasanya tidak agresif). Adalah tidak wajar dan secara moral tidak tepat untuk membiarkan dia diperas, juga kalau kita mau diperas atas nama kebaikan kita sendiri.
Yang kedua, kita jangan sampai membiarkan diri terlantar, kita mempunyai kewajiban bukan hanya terhadap orang lain, melainkan juga terhadap diri kita sendiri. Kita wajib untuk mengembangkan diri. Membiarkan diri terlantar berarti bahwa kita menyia-nyiakan bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan yang dipercayakan kepada kita. Sekaligus kita dengan demikian menolak untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat yang boleh diharapkannya dari kita.

Kesimpulan
Memiliki prinsip moral bagi setiap orang adalah suatu kewajiban karena disaat seseorang telah memiliki prinsip moral yang kuat maka pribadi orang tersebut juga akan sama kuatnya. Orang tersebut pasti akan dengan mudah menjalin hubungan sosial dengan lingkungan disekitarnya. Karena orang tersebut dapat menghormati dirinya sendiri, menghormati orang lain, menghargai pendapat, dan saling bantu membantu dengan orang-orang disekelilingnya. Maka itu pentingnya prinsip moral untuk membangun pribadi yang kuat sangatlah dibutuhkan oleh setiap manusia agar dirinya tidak mudah terbawa oleh pengaruh buruk dari dalam maupun luar masyarakat lainnya.

Referensi

http://prinsip-prinsipmoral.blogspot.com/

MEMBENTUK MANUSIA BUDAYA

MEMBENTUK MANUSIA BUDAYA

Pendahuluan

Latar Belakang
Kebudayaan adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Kebudayaan pernah didifinisikan sebagai a deisgn for living,suatu desain kehidupan (Kluckhohn,1949) dan sebagai a set for control mechanisms, seperangkat mekanisme kontrol – rencana, resep-resep, peraturan, kontruksi,apa yang oleh para ahli komputer disebut program untuk mengatur perilaku (Geertz, 1973).
Kebudayaan adalah cara khas manusia untuk mengadaptasikan diri dengan lingkungannya. dan Perkembangan manusia tergantung pada sosialisasi, yakini suatu proses ineteraksi yang secara terus menerus yang memungkikan manusia memproleh suatu identitas disertai keterampilan-keterampilan sosial dan yang terjadi pada era-era sebelumnya atau sesuatu sejarah perkembangan budaya di masa sebelumnya.
Pada umum dalam kebudayaan dan manusia memiliki sebuah keterkaitan dalam kehidupan. hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling berintrtaksi satu dengan yang lainnya.

Rumusan Masalah      
Pengertian tentang Pembentukan Manusia Berbudaya?

Tujuan Penulisan
            Penulisan ini agar mengerti tentang membentuk manusia yang memiliki kebudayaan yang tinggi dalam kebudayaan yang berada di indonesia.

Pembahasan

Untuk membentukan manusia budaya, dasar yang kita pahami adalah bagaimana sebuah budaya yang harus melekat dalam kedalam jiwa seseorang yang memiliki rasa cinta akan budaya yang sangat tinggi. dan begitulah bagaimana suatu budaya bisa membentuk sebuah karakter manusia agar memiiki kebudayaan. selain itu didalam lingkungan kebudayaan  masyarakat itulah manusia belajar tentang design for living-nya yang khas. dan melalui sosialisai manusia memperoleh kebudayaan dimana ia dilahirkan dan dibesarkan menjadi atau membentuk manusia yang memiliki kebudayaan banyak faktor yang dapat terjadi atau dilakukan dalam membentuk manusia yang memiliki kebudayaan seperti lingkungan sekitar,alam,budaya dan pola fikir kepada individu dalam membentuk manusia berbudaya.Ada banyak alasan mengapa bisa dikatakan manusia itu tidak bisa dilepaskan dari suatu kebudayaan atau manusia itu selalu dihubungkan dengan kebudayaan, dan hamper setiap aktifitas yang dilakukan manusia adalah sebuah kebudayaan. Dari sehari-hari mereka melakukan berbagai rutinitas yang sama disuatu tempat kerja, sekolah, kampus, dsb. Serta dalam berbagai kebudayaan yang dilakukan pada setiap manusia dapat menerapkan suatu budaya untuk taat pada aturan yang telah ditetapkan  pada suatu tempat.
pengertian dari masing – masing antara manusia dan kebudayaan
manusia adalah suatu mahluk hidup ciptaan tuhan yang memiliki banyak kelebihan dan berbagai macam kekurangannya begitu juga untuk mengembangkan dan memelihara serta perlu peran penting dalam hal ini tentunya.
serta kebudayaan nah kebudayaan adalah suatu ciptahan tuhan juga yang sangat penting bagi mahluk hidup tersebut Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit termasuk siste, agama dan politik. adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni.
ADAPUN CARA UNTUK MEMBENTUK POLA PIKIR MANUSIA UNTUK MENGEMBANGAKAN KEBUDAYAAN
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di bumi ini. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.
Saat ini banyak berbagai peran manusia yang digunakan untuk mencerminkan kepribadian masing-masing, ada yang positif ada pula yang negatif, hal itu dapat di peroleh manusia dengan cara bagaimana mereka dapat menilai suatu yang baik dan buruk dan menganbil suatu keputusan yang tepat dalam memilih suatu tindakan yang akan di kerjakan nantinya. Seperti sekarang banyak kasus yang terjadi akibat ulah manusia itu sendiri, ada yang bernilai positif dan negatif itu tergantung bagaimana cara masyarakat membentuk suatu kebudayaan masing-masing. Sebagai contohnya banyak masyarakat melakukan suatu kegiatan positif pada setiap minggu di daerah sekitar rumahnya dengan cara melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan untuk kepentingan bersama-sama, hal tersebut di katakan sebagai kebudayaan karena sudah menjadi rutinitas mereka pada setiap pecan untuk berjanji membuat suatu kegiatan dan membuat suatu tata tertib dalam lingkungannya. Sifat kepedulian antar sesama manusia itu memang sangat penting untuk saling menjaga dan saling menghormati satu sama lain dalam menjalin sautu hubungan yang erat agar tidak menimbulkan suatu konflik, karena ada beberapa manusia yang tidak dapat menerima suatu unsur budaya dari daerah lain yang timbul perbedaan hal seperti ini sangat berbahaya untuk di lihat khususnya kepada generasi muda yang sedang berkembang dan perlu bantuan juga dari pihak “ pendukung agar semua yang diingin kan untuk pola pikir manusia menjadi positive dan bisa membangun manusia budaya tersebut.
  

Kesimpulan
            Kesimpulan yang didapat mengenai Membentuk Manusia Budaya, dalam Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di bumi ini yang begitu beragam akan kebudayan. dan kita sebagai manusia harus tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan itu terutama budaya yang berada di indonesia agar tidak dimakan oleh zaman hilang karna faktor era globalisai. Perkembangan manusia tergantung pada sosialisasi kepada lingkungan di sekitarnya dan juga kebudayaan juga cara khas manusia untuk mengadaptasikan diri dengan lingkungannya

Referensi
Buku :
Manusia Dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar, Oleh : Rafael Raga Maran diterbitkan oleh PT Rianka Cipta. Jakarta


Nama : M.Hijrah eahyu mahdika
NPM : 15113726
Kelas : 1KA07

Selasa, 08 April 2014

PERAN AGAMA DALAM PERKEMBANGAN BUDAYA LOKAL

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Islam di indonesia di sebut sebagai entitas karena memiliki karakter yang khas yang membedakan islam di daerah lain, karena perbedaan sejarah dan perbedaan latar belakang geografis dan latar belakang budaya. Islam juga datang ke indonesia memiliki strategi tersendiri yaitu islam datang mempertimbangkan tradisi dan tradisi itu di apresiasikan dan dijadikan pengembangan islam.

      Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan agama islam dengan budaya lokal ?
Apa peran agama menghadapi perubahan nilai ?
Apa fungsi agama terhadap perkembangan dan perubahan budaya ?

Tujuan
Tujuan agama adalah memberikan petunjuk pada manusia, sehingga dengan kekuatan petunjuk agama akan menyampaikannya menuju keharibaan ilahi.













AGAMA DAN KERAGAMAN KEBUDAYAAN
Perspektif Peradaban islam

            Oleh para pemeluknya maupun para pengamatnya , islam dianggap sebagai agama sekaligus peradaban.secara filsofis , yaitu bashar dan insan,dapat didedukasi manusia dalam posisinya bashar (yang berdimensi lahiriah ) memiliki bawaan kodrati yang dengannya menjalankan fungsi abd (hamba allah).dan posisinya sebagai insan (yang berdimensi ruhaniah) memiliki akal yang denganya memilki fungsi khalifah (pemimpin) yang memiliki kebebasan berbuat dan berkreasi.dari argumentasi filosofi itu nampak bahwa dalam prespektif islam agama terkait erat dnegan kebudyaan.

FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK KERAGAMAAN KEBUDAYAAN LOKAL
            Faktor pertama pembentuk keragaman kebudayaan adalah otoritas kekuasaan dalam kerangka persaingan dan perebutan hegemoni dan dominasi kebudayaan sebegai ekspresi politik
            Faktor kedua  adalah faham keagamaan,baik dalam bentuk mahzab fikih maupun orde sufi (terekat )
            Faktor ketiga adalah ciri ciri etnis dan rasial pemeluk islam.ciri ciri ini bagaimanapun  telah mempengaruhi bahasa dan kesusasteraan,serta segala macambentuk seni.
            Faktor ke empat adalah sejarah.kesamaan pengalaman sejarah dan jenis kesadaran yang dimiliki sbuah masyarakat tertentu masa lampau  tidak saja berpengaruh kuat dalam membentuk identitas kebudayaan tetapi  juga dalam menetapkan pola kebudayaan regional/lokal.
            Faktor kelima  yang tidak kalah pentingnya adalah ciri ciri demografis dan geografis.kawasan kawasan dimana selama berabad abad  timbul dan tenggelam secara terus menerus antara masyarakat nomadik (penglana) dan penetap ,mendapatkan ciri umum yang menonjol dalam beberapa segi kebudayaan.






KERAGAMAN KEBUDAYAAN ISLAM
            keragaman kebudayaan islam dapat dipetakan secara garis besar dalam lima kawasan : arab, iran,turki,melayu dan afrika hitam
            1.kawasan arab
            Kawasan  arab kebudayaan islam adalah kawasan kebudayaan  yang menggunakan bahasa arab sebagai bahasa kebudayaan,di kawasan timur kebudayaan arab teramati lebih beragam
            2.kawasan iran
            Kawasan iran kebudayaan islam dicirikan oleh bbahasa indo-irannya ,ciri etnik dan terdapat dominasi kebudayaan islam persia dan bahasa persia untuk waktu lama dikawasan tersebut.keragaman kebudayaan dikawasan ini ada yang disebabkan oleh faham keagamaan.wilayah lain yang menunjukan keragaman kebudayaan islam  kawasan iran adalah sekitar telik persia.
            3.kawasan turki
secara kultural dekat dengan kebudayaan islam iran/persia.kawasan ini dicirikan dengan penggunaan bahasa turki dan masyarakatnya yang mayoritas beretnis turki yang pada masa silam nenek moyangnya berpusat di asia tengah dan transoxiana.
4.kawasan melayu
Kawasan melayu yang terbentang dari thailand selatan ke malaysia dan indonesia sampai ke filipina selatan merupakan kawasan kebudayaan islam yang luas,dan walaupun secara etnis lebih homogen namun menunjukan juga keragaman kebudayaannya.
5.kawasan afrika hitam
Kawasan ini telah memiliki kontak dengan dunia islam sejak masa nabi,masyarakat muslim dapat juga ditemui di sebagian besar negara negara afrika dengan mengikuti pola yang sama seperti di afrika timur dan afrika barat,walaupun mereka tetap mereka tetap menjadi kekuatan minoritas yang hidup berdampingan dengan agama kristen dan tradisi tradisi afrika yang lebih tua






APRESIASI ISLAM TERHADAP KERAGAMAN KEBUDAYAAN LOKAL
Dari kajian terhadap lima kawasan utama kebudayaan islam nampak bahwa dialektika antara agama dan budaya (pra-islam) terjadi di  semua kawasan.dari keanekaragaman kebudayaan ini terimplisitkan beberapa prinsip pengembangan kebudayaan islam.
Prinsip pertama
Prinsip keterbukaan dengan prinsip ini,kebudayaan islam tidak dibangun dari nol.islam datang pada sebuah kebudayaan dengan berbagai faktor yang melekat pada dirinya seperti faktor sejarah,faktor etnis dan rasial.
Prinsip kedua
Prinsip toleransi sebagai konsekuensi dari prinsip pertama.keterbukaan membutuhkan toleransi dan tidak ada keterbukaan tanpa toleransi
Prinsip ketiga
Prinsip kebebasan aktualisasi dari pemberian visi keagamaan menuntut kebebasan untuk mengembangkan kebudayaan sebagai ekstensi kreatif.
Prinsip keempat
Prinsip otensitas yang tersirat dari visi keagamaan yang melandasi bekerjanya prinsip kebebasan













PENUTUP
KESIMPULAN

            Dialektika antara agama (islam)dan kebudayaan yang memberi tempat pada keragamaan kebudayaan islam.tidak saja regional bahkan lokal,merupakan aktualisasi dari empat prinsip di atas dengan tidak mengabaikan lima faktor pembentuk keragaman.untuk menghindari gerak ekstrim pendulum,sudah waktunya digunakan pendekatan integratif antara bayani,burhani dan irfani

REFRENSI

Buku agama dan pluralitas budaya lokal edisi revisi diterbitkan oleh penerbit pusat studi budaya dan perubahan sosial universitas muhamadiyah jakarta


NAMA : M.HIJRAH W MAHDIKA
NPM : 15113726
KELAS : 1KA07

PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL DI PERGURUAN TINGGI

PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL DI PERGURUAN TINGGI

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
            Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
            Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
            kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian budaya lokal?
2. Apa hubungan antara budaya lokal dengan perguruan tinggi?

C. TUJUAN
1. Memahami benar-benar apa itu budaya lokal
2. Mengetahui hubungan antara budaya lokal dengan perguruan tinggi
3. Mengetahui pengaruh budaya lokal terhadap perguruan tinggi
4. Menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal dalam kalangan perguruan tinggi





PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BUDAYA LOKAL
            Budaya lokal adalah suatu hidup masyarakat Indonesia yang berkembang dan di miliki bersama oleh sebuah kelompok yang ada di setiap daerah di indonesia dan di wariskan dari generasi ke generasi secara turun menurun.
            Terbentuknya budaya dari beberapa unsur. Elemen, dan waktu  yang sangat panjang dan rumit penggabungan dari system agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan rumah, karya seni, dan karakter ristik daerah nya. Budaya juga termasuk hal yang tidak bisa di pisahkan dari diri manusia dari lahir sampai tua sehingga masyrakat menganggap budaya di wariskan sejak manusia lahir di muka bumi.

B. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA LOKAL DENGAN PERGURUAN TINGGI
            Kebudayaan yang bangsa kita saat ini rasakan dapat berdampak negatif terhadap kebudayaan bangsa kita sendiri dan nilai kemanusiaan. Peralihan kebudayaan Timur menjadi kebarat-baratan seperti lazimnya seks bebas, pergaulan bebas, film porno, minum alkohol, diperbolehkannya hubungan sesama jenis, membuat kita bertanya, kemanakah nilai kemanusiaan dan agama yang selama ini menjadi ciri khas dari bangsa Timur? Budaya Barat tersebut dengan segera merusak citra bangsa dan cepat mempengaruhi anak-anak muda yang relatif rentan dengan dunia baru. Selain itu, efek negatif budaya barat menjadikan timbulnya krisis kemanusiaan. Krisis kemanusiaan ini dapat berakibat timbulnya pembunuhan, hamil di luar nikah, timbulnya penyakit menular seksual, dan meningkatkan angka kriminalitas.
            Oleh karena itu perlu adanya peran generasi muda dalam budaya lokal Indonesia sangat banyak, seperti  melestarikan budaya – budaya lokal yang ada di Indonesia dan memajukan daerah-daerah yang ada di Indonesia dengan budaya nya. Karena generasi muda lah yang paling berperan dalam menjaga dan membudidayakn budaya lokal Indonesia dari pengaruh budaya asing yang mulai masuk ke Indonesia.






KESIMPULAN

            Setiap perguruan tinggi seharusnya bertanggung jawab untuk mengembangkan kebudayaan lokal, agar kita dapat mempelajari tentang budaya kita sendiri jadi kita bisa mengetahui lebih banyak tentang budaya lokal Indonesia agar bisa menjaga dan melestarikan nya di dunia.
            Jika kita banyak tau tentang budaya kita sendiri kita dapat memperlihatkan dan memperkenalkan budaya lokal Indonesia ke Negara-negara lain. Karena generasi muda lah yang paling berperan dalam menjaga dan membudidayakn budaya lokal Indonesia dari pengaruh budaya asing yang mulai masuk ke Indonesia
           
SUMBER


NAMA : M.HIJRAH W MAHDIKA
NPM : 1513726
KELAS : 1KA07


KONTRIBUSI BUDAYA LOKAL PADA SENI BUDAYA INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Budaya Lokal adalah budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang juga menjadi ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal.
Tapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan konsep budaya lokal. Menurut Irwan Abdullah, definisi kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-batas fisik dan geografis yang jelas.Misalnya, budaya Jawa yang merujuk pada suatu tradisi yangberkembang di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batas geografis telah dijadikan landasan untuk merumuskan definisi suatu kebudayaan lokal. Namun, dalam proses perubahan sosial budaya telah muncul kecenderungan mencairnya batas-batas fisik suatu kebudayaan. Hal itu dipengaruhi oleh faktor percepatan migrasi dan penyebaran media komunikasi secara global sehingga tidak ada budaya local suatu kelompok masyarakat yang masih sedemikian asli.
Menurut Hildred Geertz dalam bukunya Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia, di Indonesia saat ini terdapat lebih 300 dari suku bangsa yang berbicara dalam 250 bahasa yang berbeda dan memiliki karakteristik budaya lokal yang berbeda pula.
Kebudayaan lokal Indonesia yang beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri.

B.  Rumusan Masalah
Bagaimana kortribusi budaya lokal pada seni budaya indonesia?

C.   Tujuan
Mempelajari budaya lokal bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang budaya lokal yang dimiliki negara Indonesia










BAB II
PEMBAHASAN

Individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya itu dikatakan sebagai Seni.
Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dan juga Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Peranan budaya lokal mempunyai peranan yang penting dalam seni budaya indonesia namun kenyataannya sekarang semua itu hanya sebatas teori saja, di prakteknya sudah jarang terlihat peranan budaya lokal tersebut. Sebagian besar akibat pengaruh dari budaya asing dan arus modernisasi , globalisasi. Sehingga dari akibat tersebut dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan budaya di Indonesia.
Di era otonomi daerah sekarang ini, kekuatan paling dominan dan domainnya untuk mengelola kekayaan budaya merupakan ranah dan kewenangan Pemerintah Daerah. Pengelolaan kekayaan budaya belum sepenuhnya menerapkan prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) sehingga kualitas layanannya kurang optimal, baik dalam pengelolaan kekayaan budaya yang berwujud (tangible) maupun pengelolaan kekayaan budaya yang bersifat tidak berwujud (intangible).



BAB III
                                    KESIMPULAN                                


Kebudayaan Lokal Indonesia adalah semua budaya yang terdapat di Indonesia yaitu segala puncak-puncak dan sari-sari kebudayaan yang bernilai di seluruh kepulauan indonesia, baik yang ada sejak lama maupun ciptaan baru yang berjiwa nasional.


sumber:
Ilmu budaya dasar buku panduan mahasiswa diterbitkan oleh PT.prenhallindo sebelumnya diterbikan oleh PT.gramedia Pustaka utama



NAMA : M.HIJRAH W MAHDIKA
NPM : 15113726
KELAS : 1KA07