MAKALAH BAHASA
INDONESIA 2
METODE ILMIAH
Dosen: Rafiqa Maulidia
Nama : M.hijrah wahyu
mahdika
NPM : 15113726
Kelas : 3KA12
UNIVERSITAS
GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji dan
Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Alloh SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas “METODE ILMIAH”.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada ibu rafiqa maulida yang elah memberika tugas makalah ini dan semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ilmu
pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan,sesuai
dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia.
BangsaIndonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju
selama belummemperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas
hidup bangsa dapatmeningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan.
Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis,
kreatif, dan produktif
Metode
Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh parailmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang
sistematis, teratur dan terkontrol. Supaya suatu metode yang digunakandalam
penelitian disebut metode ilmiah
Ilmu
(sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu dipahami
sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk
meramalkandan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan
yang telah diolahkembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten
dan koheren. Agar pengetahuanmenjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah
(menjadi suatu bidang tertentu darikenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis
serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali
secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis,
berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakanmetode
tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha menemukankebenaran
dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkahtertentu
yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang
terpadu.Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan
rangkaianyang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
disebut penelitian (research).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Metode Ilmiah
Metode
merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk
mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol.
Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami
berdasarkan bukti fisis.
Pengertian
metode ilmiah menurut beberapa ahli :
1.
(Almack,
1939) Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
2.
(Ostle,
1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatuuntuk
memperoleh sesuatu interelasi
Metode
Ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan:
1.
Rasional:
sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.
2.
Empiris:
menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati denganmenggunakan panca
inderaSistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah logis
Unsur
metode ilmiahUnsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah
berikut:
1.
Karakteristik
(pengamatan dan pengukuran)
2.
Hipotesis
(penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatandan pengukuran)
3.
Prediksi
(deduksi logis dari hipotesis).
4.
Eksperimen
(pengujian atas semua hal di atas
Syarat-syarat
Metode Ilmiah, diantaranya:
1.
Obyektif,
artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukungmetodik
fakta empiris.
2.
Metodik,
artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara
tertentu yang teratur dan terkontrol
3.
Sistematik, artinya pengetahuan
ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri
sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.
4.
Universal,
artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati olehseseorang atau
beberapa orang saja tetapi semua orang melaluieksperimentasi yang sama akan
memperoleh hasil yang sama.
2.2.
Kegunaan Metode Ilmiah
Dengan
adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-penemuan yang
berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia.
Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain :
·
Membantu
memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan.
·
Menguji
hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
·
Memecahkan
atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka teki.
2.3. Sikap
Ilmiah
1.
Sikap
Ingin Tahu
apabila menghadapi suatu masalah yang baru
dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan
tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki
suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2.
Sikap
Kritis
Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan
tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukt bukti pada waktu
menarik kesimpulan
3.
Sikap
obyektif :
Melihat
sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat
mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek
4.
Sikap
ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen
baru;kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan
konstruktif
5.
Sikap
menghargai karya orang lain,
Tidak akan
mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima
kebenaran ilmiah walaupun ditemukan olehorang atau bangsa lain.
6.
Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan,
bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan dan tidak akan
berhenti melakukan kegiatan -kegiatan apabila belum selesai
7.
Sikap
terbuka
Bersedia
mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.terbuka
menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya
2.4.
Kriteria Metode Ilmiah
Supaya
suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode
tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
- Berdasarkan Fakta: Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
- Bebas dari Prasangka: Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak sesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana.
- Menggunakan Prinsip Analisa: Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
- Menggunakan Hipotesa: Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
- Menggunakan Ukuran Obyektif: Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan.
- Menggunakan Teknik Kuantifikasi: Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
2.5.
Langkah – Langkah Metode Ilmiah
Karakterisasi
(Observasi dan Pengukuran)
Metode ilmiah
bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses
karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang
dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat
melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud
seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses
pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti
laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau
dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering
memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau
voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan
penemuan peralatan semacam itu.
Hasil
pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam
bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika
seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga
disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut.
Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran
berulang atas kuantitas yang diukur.
Hipotesis
Hipotesis
merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang
diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi
berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu
eksperimen dalam laboratorium atau observasi suatu fenomena di alam. Prediksi
tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil
yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya
(apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka
terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat
sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu
disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis.
Jika prediksi tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari
prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu
metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru
boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan. Yang perlu diingat,
jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti
penelitian yang dilakukan salah.
Melakukan
Eksperimen
Eksperimen
dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan
semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Hasil eksperimen
tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan
probabilitas kebenaran hipotesis tersebut.Hasil eksperimen secara mutlak bisa
menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan
prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa
eksperimen dapat dilakukan. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam
eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan
bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan
membantu dalam reproduksi eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu
diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
kontrol. Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas.
Variabel terikat adalah variabel yang
diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol
adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
o
Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
o
Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan,
catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
Menyimpulkan
hasil eksperimen
Proses
ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang
manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena
pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik
dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari.
Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan
teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau
definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan
sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode
eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek
penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan
memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi
yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi
hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering
kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat
prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh
orang lain.
Jika
hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :
- Jangan ubah hipotesis
- Jangan abaikan hasil eksperimen
- Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
- Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
- Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengertian
metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses
ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.
Kritria
yang termasuk ke dalam metode ilmiah adalah :
a)
Berdasarkan fakta
b) Bebas
dari prasangka
c)
Menggunakan prinsip-prinsip analisa
d)
Menggunakan hipotesa
e)
Menggunakan ukuran objektif
f)
Menggunakan teknik kuantifikasi
Langkah-langkah
dalam membuat metode ilmiah
a)
Hipotesis
b)
Melakukan eksperimen
c)
Menyimpulkan eksperimen
DAFTAR
PUSTAKA:
https://id.scribd.com/doc/262683224/Makalah-Metode-Ilmiah